TIMES BANYUMAS, JAKARTA – Amerika Serikat, Senin (3/11/2025) kemarin mengirimkan sebuah rancangan resolusi ke beberapa anggota Dewan Keamanan PBB yang isinya antara lain menginginkan pasukan internasional yang ditempatkan di Gaza nanti bukan sekedar sebagai penjaga perdamaian, tetapi kewenangan yang lebih luas termasuk penegak hukum.
Dalam rancangan resolusi itu, Amerika Serikat menginginkan pasukan keamanan yang ditempatkan di Gaza nanti memiliki mandat luas selama dua tahun.
Dilansir media Iran, Mehr News Agency yang mengutip dari salinan yang diperoleh Axios, rancangan resolusi tersebut diberi label "Sensitif Tetapi Tidak Diklasifikasi", akan memberikan AS dan negara-negara peserta lainnya mandat yang luas untuk memerintah Gaza dan menyediakan keamanan hingga akhir tahun 2027, dengan kemungkinan perpanjangan setelahnya.
"Rancangan resolusi tersebut akan menjadi dasar bagi negosiasi selama beberapa hari mendatang antar anggota Dewan Keamanan PBB dalam pemungutan suara untuk menetapkannya dalam beberapa minggu mendatang dan pengerahan pasukan pertama ke Gaza pada bulan Januari," kata seorang pejabat AS seperti disampaikan kepada Axios.
Pejabat AS menekankan bahwa Pasukan Keamanan Internasional (ISF) akan menjadi "pasukan penegak hukum dan bukan pasukan penjaga perdamaian".
Pasukan tersebut akan melibatkan pasukan dari beberapa negara peserta dan dibentuk setelah berkonsultasi dengan "Dewan Perdamaian" Gaza, yang akan diketuai Donald Trump sendiri.
Draf tersebut juga menyerukan agar Dewan Perdamaian tetap bertugas setidaknya hingga akhir tahun 2027.AS berencana membentuk pasukan internasional dengan kewenangan luas di Gaza.
Dalam dokumen tersebut juga dinyatakan, bahwa pasukan internasional akan bertugas mengamankan perbatasan Gaza dengan Israel dan Mesir, melindungi warga sipil dan koridor kemanusiaan.
Selain itu, tugas pasukan internasional itu juga termasuk penghancuran dan pencegahan pembangunan kembali infrastruktur militer, serta pelucutan senjata serta melatih pasukan polisi Palestina yang akan menjadi mitra pasukan internasional dalam misinya.
Menurut rancangan tersebut, pasukan internasional akan berkontribusi untuk menstabilkan lingkungan keamanan di Gaza dengan memastikan proses pelucutan senjata di sektor tersebut, dan pasukan keamanan Israel akan mengemban tugas tambahan yang mungkin diperlukan untuk mendukung perjanjian gencatan senjata.
Draf AS itu menekankan pentingnya dimulainya kembali bantuan kemanusiaan secara penuh ke Jalur Gaza, serta menyambut baik peran konstruktif yang dimainkan oleh Amerika Serikat, Qatar, Mesir, dan Turki dalam memfasilitasi gencatan senjata.
Axios yang mengutip pejabat AS juga memperoleh komentar, bahwa AS bermaksud untuk memberikan suara mengenai pembentukan pasukan tersebut dalam beberapa minggu mendatang dan mengerahkan pasukan pertama ke Gaza pada Januari mendatang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: AS Mau Pasukan Internasional di Gaza Bukan Jadi Penjaga Perdamaian Saja
| Pewarta | : Widodo Irianto | 
| Editor | : Ronny Wicaksono |