TIMES BANYUMAS, YOGYAKARTA – Dunia pendidikan di Kota Yogyakarta kembali bergeliat. Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025, Pemerintah Kota Yogyakarta (Pemkot Yogyakarta) meluncurkan berbagai program inovatif.
Program iu di antaranya Gelar Pelajar dan Pemuda Kolaborasi Yogowes, Gerakan Reresik Sekolah, serta Launching Sekolah Tunas Unggul, yang digelar di Balai Kota Yogyakarta, Senin (28/4/2025).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Budi Santoso Asrori, menyampaikan bahwa Program Sekolah Tunas Unggul bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan secara merata di seluruh sekolah di Kota Yogyakarta.
Program ini fokus mengembangkan sekolah dengan input siswa biasa-biasa saja, menjadi sekolah unggul dalam karakter, budaya, akademik, dan penguasaan bahasa asing.
"Bukan sekadar memindahkan guru terbaik, melainkan membangun sekolah-sekolah non-favorit agar berprestasi dan berkarakter kuat," tegas Budi saat jumpa pers.
Pada tahap awal, dua sekolah dipilih sebagai percontohan: SD Puro Pakualaman dan SMP Negeri 16 Yogyakarta. Pendampingan intensif diberikan melalui pelatihan guru, penyusunan materi ajar, serta penguatan sumber daya internal sekolah.
Targetnya, dalam waktu satu tahun, dampak positif harus mulai terlihat, baik dalam peningkatan prestasi akademik, karakter siswa, maupun penguasaan bahasa asing. "Kami ingin seluruh sekolah di Yogyakarta menjadi unggul tanpa sekat favorit dan non-favorit," tambahnya.
Kepala SMP Negeri 16 Yogyakarta, Sujiyana, menyambut antusias program ini sebagai tantangan besar. "Input biasa, hasil harus luar biasa. Itu hanya bisa dicapai lewat pembelajaran intensif," ujarnya.
Saat ini, SMP Negeri 16 menempati peringkat ke-8 di antara SMP Negeri se-Kota Yogyakarta dalam ASPD, dan peringkat 10 jika digabung dengan SMP Swasta. Sujiyana optimistis bisa masuk ke 7–8 besar secara keseluruhan dengan terus meningkatkan kompetensi guru.
"Guru yang kompetensinya stagnan akan menghasilkan siswa yang kualitasnya justru menurun," tegasnya.
Sementara itu, Kepala SD Puro Pakualaman, Siti Nurzahroh, juga mengungkapkan optimisme besar. Meskipun termasuk sekolah kecil dengan jumlah lulusan hanya delapan siswa tahun lalu, SD ini berhasil meraih prestasi akademik membanggakan: peringkat ke-2 SD Negeri se-Kota Yogyakarta dan ke-4 jika digabung SD Swasta.
“Alhamdulillah, prestasi kami membuat jumlah siswa melonjak dari 34 menjadi 50 murid,” kata Siti.
Sebagai bagian dari program penguatan karakter, Gerakan Reresik Sekolah akan digelar pada Jumat (2/5/2025) bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.
Kegiatan ini diawali dengan upacara, dilanjutkan bersih-bersih sekolah selama 30–60 menit. Sebelumnya, lomba kebersihan sekolah sukses digelar pada 26 Maret 2025 untuk menanamkan budaya bersih di kalangan pelajar.
"Kami tanamkan budaya Jawa sejak dini, agar tidak terkikis modernisasi," kata Kepala SMPN 16.
Sementara di SD Puro Pakualaman, program Mabyur (Makan Buah dan Sayur) rutin digelar sebulan sekali untuk mendukung kesehatan dan perkembangan siswa. Sekolah juga menyediakan les privat tambahan pada siang hari untuk menunjang prestasi akademik siswa.
Melalui kombinasi program kebersihan, pelestarian budaya, dan peningkatan kualitas sekolah, Pemerintah Kota Yogyakarta menunjukkan komitmennya dalam membangun pendidikan yang lebih inklusif dan unggul.
Harapannya, gebrakan ini dapat melahirkan generasi muda yang tidak hanya cerdas akademik, tetapi juga berkarakter kuat, cinta budaya, serta siap bersaing di tingkat global. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Gebrakan Pendidikan Yogyakarta: Reresik Sekolah Hingga Launching Sekolah Tunas Unggul
Pewarta | : Zidniy Husnaya (Magang) |
Editor | : Ronny Wicaksono |