TIMES BANYUMAS, CILACAP – Delapan hari setelah longsor menerjang Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah tiga warga masih belum ditemukan. Luas area terdampak mencapai lebih dari 12 hektare dengan material yang padat dan labil, menjadi tantangan utama bagi ratusan personel SAR yang bekerja tanpa henti.
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menegaskan bahwa Basarnas tetap memprioritaskan kecepatan dan ketepatan pencarian meski operasi telah mendekati batas waktu.
“Delapan hari operasi di lapangan tidak membuat semangat tim surut. Kami tetap fokus, tetap bekerja sampai waktu yang ditetapkan,” ujar Syafii yang hadir di lokasi, Kamis (20/11/2025).

Syafii mengungkapkan bahwa proses pencarian menghadapi tantangan besar karena material longsoran bergerak sangat jauh, bahkan menyeret rumah dan warga hingga belasan meter dari titik awal.
“Hasil penelusuran menunjukkan lokasi rumah warga bergeser lebih dari 15 meter. Itu bukti betapa kuatnya dorongan material longsor,” jelasnya kepada TIMES Indonesia.
Luas area terdampak mencapai lebih dari 12 hektar, dengan ketebalan material yang tidak merata. Hal ini menjadi hambatan utama bagi tim untuk menentukan titik pencarian yang presisi.
“Kami ingin korban segera ditemukan, tetapi medan yang begitu luas dan tebal membuat prosesnya tidak sesederhana yang dibayangkan,” tambah Syafii.
Dalam operasi kali ini, Basarnas bersama TNI, Polri, BPBD, relawan, dan unsur terkait lainnya pernah mengerahkan hingga lebih dari 1.000 personel. Beragam peralatan seperti drone pemetaan, alat berat, sensor pendeteksi, komunikasi taktis, hingga anjing pelacak dikerahkan untuk mempercepat proses.
Meski begitu, Syafii menegaskan bahwa teknologi tidak selalu dapat bekerja maksimal karena kondisi lapangan yang tidak stabil.
“Teknologi sudah diterjunkan, K9 juga kami optimalkan. Tapi kalian bisa lihat sendiri, ini bukan area yang mudah ditangani,” katanya.
Syafii kembali meminta masyarakat untuk tidak mendekati area longsor mengingat situasi yang masih labil. Ia menekankan bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama selama operasi berlangsung.
“Kami mohon masyarakat tetap tenang dan menjauh dari zona rawan. Percayakan proses ini kepada tim yang sudah ditugaskan,” ucapnya.
Operasi di Majenang terus dilanjutkan hingga batas waktu yang telah ditetapkan, dengan harapan seluruh korban dapat ditemukan dan dievakuasi secepat mungkin.(*)
| Pewarta | : Sutrisno |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |